inspirasi follow twitter @igavanhelsing
Suatu hari , Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.
1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab “orang tua”, “guru”, “teman”, dan “kerabatnya” ..
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “kematian”. Sebab kematian adalah PASTI adanya….
2. Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua, “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab… “negara Cina”, “bulan”, “matahari”, dan “bintang-bintang” Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar…
Tapi yang paling benar adalah “masa lalu”.
Siapa pun kita… bagaimana pun kita…dan betapa kayanya kita… tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu, sebab itu kita harus menjaga hari ini… dan hari-hari yang akan datang..
3. Apa yang paling besar di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab “gunung”, “bumi”, dan “matahari”.
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru …
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “nafsu”. Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini… jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat).
4. Apa yang paling berat di dunia ini?
Di antara muridnya ada yang menjawab… “baja”, “besi”, dan “gajah”.
“Semua jawaban hampir benar…”, kata Sang Guru, tapi yang paling berat adalah “memegang amanah”
5. Apa yang paling ringan di dunia ini?
Ada yang menjawab “kapas”, “angin”, “debu”, dan “daun-daunan”.
“Semua itu benar…”, kata Sang Guru, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan ibadah.
6. Pertanyaan terakhir, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak… “PEDANG…!! !”
“(hampir) Benar…”, kata Sang Guru. Tetapi yang paling tajam adalah lidah manusia. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri
0 komentar:
Posting Komentar